Wednesday, November 15, 2017

KULTUR ROTIFER PADA SKALA INTERMEDIET DAN MASSAL





1.  Akuarium 80 L, bak 0,5 ton dan bak 10 ton, disterilisasi dengan kaporit dan dicuci bersih dengan deterjen, lalu dibilas dengan air tawar

2.  Pemberian algae jenis Nannochloropsis sp. sebanyak 50% dari volume wadah kultur, setiap kali pemberian algae harus disaring dengan filter bag ukuran 5 µm

3.  Pemberian inokulan Rotifer (starter awal Rotifer) yaitu 200 ind/ml di dalam media kultur awal, dengan kepadatan Nannochloropsis sp. (20-30) x 106 sel/ml

4.  Inkubasi selama 4 hari, dengan diberi aerasi dan hindarkan dari sinar matahari langsung dan hujan,  Diharapkan kepadatan Rotifer setelah 4 hari menjadi 500 ind/ml.  Jika sebelum 4 hari warna air sudah hijau muda (mau blooming), dapat ditambahkan algae sampai volume penuh.

5.  Penambahan algae harus dilakukan pada saat air sudah berwarna hijau muda atau jangan sampai warna air menjadi bening.

6.  Kultur intermediet di akuarium, Yeast atau ragi roti sebagai pakan tambahan juga dapat diberikan pada awal kultur dan setiap 2 hari sekali sebanyak 0,36 g yeast/10 L air media

8. Observasi yaitu mengamati kualitas Rotifer (size,kontaminasi) dan kuantitas Rotifer (kepadatan)

8.  Pemanenan Rotifer mengunakan saringan dengan mesh size 40 µm

9.  Semua peralatan setelah dipakai dicuci bersih dengan deterjen dan filter bag direndam dengan kaporit

KULTUR Nannochloropsis sp. pada SKALA INTERMEDIET dan MASSAL




I. PERSIAPAN ALAT
1)   Akuarium 100 L, bak fiber 350 L (0,35 ton), bak fiber 1000 L (1 ton), bak  beton 10.000 L (10 ton), bak fiber 23.000 L (23 ton) serta batu dan selang aerasi, dicuci bersih menggunakan sabun atau deterjen dan dibilas dengan air tawar.  Jika wadah bekas kultur yang kontaminasi/algae drop, maka wadah disiram dengan kaporit 10.000 ppm (mg/l), dan biarkan 30-60 menit.
      Contoh :
      - Larutkan 100-200 gram kaporit dalam 10 L air tawar (Untuk setiap bak)
      - Siramkan secara merata ke dinding dan dasar bak
      - Isi bak dengan air tawar atau air laut ¼ bagian bak, dan biarkan 30-60 menit
2)  Akuarium, bak beserta selang dan batu aerasi di bilas dengan air tawar lagi untuk menghilangkan sisa kaporit.
3)  Bak siap diisi dengan air laut.

II. STERILISASI AIR
1)  Air laut disaring menggunakan filter bag ukuran 5 µm.
2) Air laut disterilisasi dengan kaporit/Ca(OCL)2 20 ppm (20 mg kaporit/ L air media yang digunakan atau 20 g kaporit/ Ton air media yang digunakan /ton) untuk skala intermediet akuarium 100 L dan bak fiber 350 L.  Sedangkan untuk skala massal dosis kaporit yang digunakan 15 ppm (15 mg/l atau 15 g/ton).  Sterilisasi air dilakukan sehari sebelum digunakan, dan saat pemberian kaporit, aerasi dihidupkan ±1-2 menit agar kaporit larut.  Kemudian aerasi dimatikan dan dibiarkan seharian.  Pagi hari aerasi dihidupkan kembali secara kuat dan mulai dicek dengan chlorine test, jika air berwarna kuning kecoklatan maka air dinetralkan dengan Natrium Thiosulphat (Na2S2O3) ½ dari berat kaporit yang digunakan.  Tetapi pada saat penetralan Na-Thio yang diberikan ¾ dari berat Na-Thio awal.  Cek lagi dengan chlorine test, jika air berwarna bening/jernih maka air sudah netral. Dan jika masih belum netral (masih erwarna kuning muda tipis) ditambahakan Na-Thio ¼ lagi.  Untuk meyakinkan air sudah netral selain di cek dengan chlorine test juga dilakukan pembauan.

A.    Ket : (kaporit yang ditimbang untuk 1 bak)
      INTERMEDIET :
            - Akuarium 100 L       : 20 mg/L x 100 L = 2000 mg = 2 g kaporit
            - Bak 350 L                 : 20 mg/L x 350 L = 7000 mg = 7 g kaporit
            - Bak 1 Ton                 : 20 g/ton x 1 ton = 20 g kaporit
      MASSAL :
            - Bak 15 Ton               : 15 g/ton x 15 ton = 225 g kaporit
            - Bak 23 Ton               : 15 g/ton x 23 ton = 345 g kaporit





B.    Ket : (Natrium Thiosulphate yang ditimbang untuk 1 bak)
      INTERMEDIET :
            - Akuarium 100 L       : ½ x 2 g (dosis kaporit) = (1 g) x ¾ = 0.75 g
            - Bak 350 L                 : ½ x 7 g (dosis kaporit) = (3.5 g) x ¾ = 2.63 g
            - Bak 1 Ton                 : ½ x 20 g (dosis kaporit) = (10 g) x ¾ = 7.5 g
      MASSAL :
            - Bak 15 Ton   : ½ x 225 g (dosis kaporit) = (112.5 g) x ¾ = 84.38 g
            - Bak 23 Ton   : ½ x 345 g (dosis kaporit) = (172.5 g) x ¾ = 129.38 g

      Catatan :
1.     kaporit dilarutkan dalam air tawar terlebih dahulu dan endapannya  tidak ikut dimasukkan pada saat sterilisasi.  Proses ini diulang selama 2 kali.
2.     Khusus untuk skala massal untuk mempercepat penetralan setelah diberi Na-Thio, dilakaukan “flaz back” yaitu dengan pemberian arus air balik dengan cara air disedot dengan pompa celup dan dialirkan lagi ke dalam bak.

3) Air siap digunakan untuk kultur.  Air yang sudah netral ini juga disimpan pada ember-ember besar steril yang dilengkapi dengan tutup, fungsinya untuk menggelontor pompa dan selang yang akan digunakan untuk kultur.  Air netral dapat disimpan maksimal selama 2 hari.

III. KULTUR Nannochloropsis sp.
1) Pemupukan (Urea 30 ppm, TSP 15 ppm, ZA 40 ppm, EDTA 2 ppm, FeCl3 1 ppm)
- Akuarium 100 L : Urea 3 g; TSP 1.5 g; ZA 4 g; EDTA 0.2 g; FeCl3 0.1 g
- Bak 350 L   : Urea 10.5 g; TSP 5.25 g; ZA 14 g; EDTA 0.7 g; FeCl3 0.35 g
      - Bak 1 Ton   : Urea 30 g; TSP 15 g; ZA 40 g; EDTA 2 g; FeCl3 1 g
      - Bak 15 Ton : Urea 450 g; TSP 225 g; ZA 600 g; EDTA 30 g; FeCl3 15 g
      - Bak 23 Ton : Urea 690 g; TSP 345 g; ZA 920 g; EDTA 46 g; FeCl3 23 g

Catatan : - Masing-masing pupuk ditimbang dan ditaruh diwadah yang berbeda, kemudian dimasukkan satu persatu ke dalam air tawar yang sudah mendidih, secara berurutan : 1) Urea, 2) ZA, 3) EDTA, 4) TSP kemudian 5) FeCl3 (sebelumnya FeCl3 dilarutakan dalam air tawar panas terlebih dahulu).  Tunggu sebentar sampai semua pupuk larut.  Kemudian pupuk cair yang sudah jadi dipindahkan ke ember steril yang dilengkapi dengan tutup.
                 - Pada musim hujan atau sering mendung, pemupukan dapat dilakukan sebanyak 3 kali pada hari pertama, kedua dan ketiga kultur, dengan dosis pupuk dibagi rata.

2) Inokulasi : pemberian inokulan/bibit murni Nannochloropsis sp. ke dalam media kultur
a.      Inokulan awal (bibit/starter) Nannochloropsis sp.  sebanyak 10-20% dari volume media atau kepadatan awal yang digunakan 24 juta sel/ml (24 x 106 sel/ml)
b.      -  Akuarium 100 L    : diberi inokulan dari kultur murni toples sebanyak 5 L  (2 toples 2.5 L)
-    Bak 350 L             : diberi inokulan dari kultur akuarium sebanyak 90 L (1 akuarium 90 L)    
-    Bak 1 Ton             : diberi inokulan dari kultur akuarium sebanyak 270 L (3 akuarium 90 L)
-    Bak 15 Ton           : diberi inokulan dari kultur bak 350 L atau bak 1 Ton   sebanyak 3 Ton
   
Catatan : Sebelum digunakan untuk kultur, pompa dan selang aerasi serta peralatan  lainnya seperti ember, gayung, dibilas atau digelontor dengan air laut steril yang sudah netral

3) Inkubasi : selama 6 hari dengan aerasi sedang

4) Observasi (kualitas dan kuantitas Nannochloropsis sp.)
Kualitas  : Pengamatan terhadap bentuk sel, klorofil dan kontaminasi dari protozoa maupun algae yang lain
Kuantitas : Penghitungan jumlah sel/ml dengan Haemocytometer
Catatan : - Sebelum kultur (inokulasi), inokulan yang akan dipakai di amati dahulu di  bawah mikroskop untuk melihat kualitas (ada tidaknya kontaminasi dari protozoa maupun algae lain) dan kuantitas sel (kepadatan sel/ml)
                - Botol-botol sampel yang digunakan untuk mengambil sampel algae, harus disterilisasi dengan perebusan

LAIN-LAIN
  • Peralatan (sendok pupuk, gayung, ember) yang selesai digunakan dicuci dengan deterjen dan dikeringkan
  • Filter bag direndam dengan kaporit setelah dipakai dan dicuci bersih.  Terakhir dibilas dengan air tawar
  • Pompa air dan selangnya selesai digunakan digelontor dengan air tawar atau air laut steril.  Jika banyak lumut dan jamur maka selang direndam dengan kaporit 1000 ppm biarkan selama sehari, setelah itu dibilas dengan air tawar dengan cara menghidupkan pompa di dalam air tawar, kemudian buang bersih sisa kaporit dan air tawar di selang, kemudian bagian dalam selang di rendam dengan Na-Thiosulphate.  Terakhir selang dijemur
  • Setelah pekerjaan selesai, lantai di siram dengan air tawar