I.
PERSIAPAN ALAT
1) Akuarium 100 L, bak fiber 350 L (0,35 ton),
bak fiber 1000 L (1 ton), bak beton
10.000 L (10 ton), bak fiber 23.000 L (23 ton) serta batu dan selang aerasi,
dicuci bersih menggunakan sabun atau deterjen dan dibilas dengan air tawar. Jika wadah bekas kultur yang
kontaminasi/algae drop, maka wadah disiram dengan kaporit 10.000 ppm (mg/l), dan
biarkan 30-60 menit.
Contoh :
- Larutkan 100-200 gram kaporit dalam 10 L
air tawar (Untuk setiap bak)
- Siramkan secara merata ke dinding dan
dasar bak
- Isi bak dengan air tawar atau air laut ¼
bagian bak, dan biarkan 30-60 menit
2) Akuarium, bak beserta selang dan batu aerasi
di bilas dengan air tawar lagi untuk menghilangkan sisa kaporit.
3) Bak siap diisi dengan air laut.
II. STERILISASI
AIR
1)
Air laut disaring menggunakan filter bag ukuran 5 µm.
2)
Air laut disterilisasi dengan kaporit/Ca(OCL)2 20 ppm (20 mg
kaporit/ L air media yang digunakan atau 20 g kaporit/ Ton air media yang
digunakan /ton) untuk skala intermediet akuarium 100 L dan bak fiber 350
L. Sedangkan untuk skala massal dosis
kaporit yang digunakan 15 ppm (15 mg/l atau 15 g/ton). Sterilisasi air dilakukan sehari sebelum
digunakan, dan saat pemberian kaporit, aerasi dihidupkan ±1-2 menit agar
kaporit larut. Kemudian aerasi dimatikan
dan dibiarkan seharian. Pagi hari aerasi
dihidupkan kembali secara kuat dan mulai dicek dengan chlorine test, jika air
berwarna kuning kecoklatan maka air dinetralkan dengan Natrium Thiosulphat (Na2S2O3) ½
dari berat kaporit yang digunakan.
Tetapi pada saat penetralan Na-Thio yang diberikan ¾ dari berat Na-Thio
awal. Cek lagi dengan chlorine test,
jika air berwarna bening/jernih maka air sudah netral. Dan jika masih belum
netral (masih erwarna kuning muda tipis) ditambahakan Na-Thio ¼ lagi. Untuk meyakinkan air sudah netral selain di
cek dengan chlorine test juga dilakukan pembauan.
A.
Ket : (kaporit yang ditimbang untuk 1 bak)
INTERMEDIET :
- Akuarium 100 L : 20 mg/L x 100 L = 2000 mg = 2 g kaporit
-
Bak 350 L : 20 mg/L x 350 L = 7000 mg = 7 g kaporit
- Bak 1 Ton : 20 g/ton x 1 ton = 20 g kaporit
MASSAL :
-
Bak 15 Ton : 15 g/ton x 15 ton = 225 g kaporit
- Bak 23 Ton : 15 g/ton x 23
ton = 345 g kaporit
B.
Ket : (Natrium Thiosulphate yang ditimbang
untuk 1 bak)
INTERMEDIET :
- Akuarium 100 L : ½ x 2 g (dosis kaporit) = (1 g) x ¾ =
0.75 g
- Bak 350 L : ½ x 7 g (dosis kaporit) = (3.5 g) x ¾ = 2.63 g
- Bak 1 Ton : ½ x 20 g (dosis kaporit) = (10 g) x ¾ = 7.5 g
MASSAL :
- Bak 15 Ton : ½ x 225 g (dosis kaporit) = (112.5 g) x ¾ = 84.38 g
- Bak 23 Ton : ½ x 345 g (dosis kaporit) = (172.5 g) x ¾ = 129.38 g
Catatan :
1.
kaporit dilarutkan dalam air tawar
terlebih dahulu dan endapannya tidak
ikut dimasukkan pada saat sterilisasi.
Proses ini diulang selama 2 kali.
2.
Khusus untuk skala massal untuk
mempercepat penetralan setelah diberi Na-Thio, dilakaukan “flaz back” yaitu dengan pemberian arus air balik dengan cara air
disedot dengan pompa celup dan dialirkan lagi ke dalam bak.
3)
Air siap digunakan untuk kultur. Air
yang sudah netral ini juga disimpan pada ember-ember besar steril yang
dilengkapi dengan tutup, fungsinya untuk menggelontor pompa dan selang yang
akan digunakan untuk kultur. Air netral
dapat disimpan maksimal selama 2 hari.
III. KULTUR Nannochloropsis sp.
1)
Pemupukan (Urea 30 ppm, TSP 15 ppm, ZA
40 ppm, EDTA 2 ppm, FeCl3 1 ppm)
-
Akuarium 100 L : Urea 3 g; TSP 1.5 g; ZA 4
g; EDTA 0.2 g; FeCl3 0.1 g
- Bak
350 L : Urea 10.5 g; TSP 5.25 g; ZA 14
g; EDTA 0.7 g; FeCl3 0.35 g
- Bak 1 Ton : Urea 30 g; TSP 15 g; ZA 40 g; EDTA 2 g;
FeCl3 1 g
- Bak 15 Ton :
Urea 450 g; TSP 225 g; ZA 600 g; EDTA 30 g; FeCl3 15 g
- Bak
23 Ton : Urea 690 g; TSP 345 g; ZA 920 g;
EDTA 46 g; FeCl3 23 g
Catatan
: - Masing-masing pupuk ditimbang dan ditaruh diwadah yang berbeda, kemudian
dimasukkan satu persatu ke dalam air tawar yang sudah mendidih, secara
berurutan : 1) Urea, 2) ZA, 3) EDTA, 4) TSP kemudian 5) FeCl3
(sebelumnya FeCl3 dilarutakan dalam air tawar panas terlebih dahulu). Tunggu sebentar sampai semua pupuk
larut. Kemudian pupuk cair yang sudah
jadi dipindahkan ke ember steril yang dilengkapi dengan tutup.
- Pada musim hujan atau sering
mendung, pemupukan dapat dilakukan sebanyak 3 kali pada hari pertama, kedua dan
ketiga kultur, dengan dosis pupuk dibagi rata.
2)
Inokulasi : pemberian
inokulan/bibit murni Nannochloropsis sp. ke dalam media kultur
a.
Inokulan awal (bibit/starter) Nannochloropsis sp. sebanyak 10-20% dari volume media atau kepadatan
awal yang digunakan 2 – 4 juta sel/ml (2 – 4 x 106
sel/ml)
b.
- Akuarium 100 L : diberi inokulan dari kultur murni toples sebanyak
5 L (2 toples 2.5 L)
-
Bak
350 L : diberi inokulan dari
kultur akuarium sebanyak 90 L (1 akuarium 90 L)
-
Bak
1 Ton : diberi inokulan dari
kultur akuarium sebanyak 270 L (3 akuarium 90 L)
-
Bak
15 Ton : diberi inokulan dari
kultur bak 350 L atau bak 1 Ton sebanyak
3 Ton
Catatan
: Sebelum digunakan untuk kultur, pompa dan selang aerasi serta peralatan lainnya seperti ember, gayung, dibilas atau
digelontor dengan air laut steril yang sudah netral
3)
Inkubasi : selama 6 hari dengan
aerasi sedang
4)
Observasi (kualitas dan kuantitas Nannochloropsis sp.)
Kualitas : Pengamatan terhadap bentuk sel,
klorofil dan kontaminasi dari protozoa maupun algae yang lain
Kuantitas : Penghitungan jumlah
sel/ml dengan Haemocytometer
Catatan
: - Sebelum kultur (inokulasi), inokulan yang akan dipakai di amati dahulu di bawah mikroskop untuk melihat kualitas (ada
tidaknya kontaminasi dari protozoa maupun algae lain) dan kuantitas sel
(kepadatan sel/ml)
- Botol-botol sampel yang digunakan untuk
mengambil sampel algae, harus disterilisasi dengan perebusan
LAIN-LAIN
- Peralatan (sendok pupuk, gayung,
ember) yang selesai digunakan dicuci dengan deterjen dan dikeringkan
- Filter bag direndam dengan kaporit
setelah dipakai dan dicuci bersih.
Terakhir dibilas dengan air tawar
- Pompa air dan selangnya selesai
digunakan digelontor dengan air tawar atau air laut steril. Jika banyak lumut dan jamur maka selang direndam
dengan kaporit 1000 ppm biarkan selama sehari, setelah itu dibilas dengan
air tawar dengan cara menghidupkan pompa di dalam air tawar, kemudian
buang bersih sisa kaporit dan air tawar di selang, kemudian bagian dalam
selang di rendam dengan Na-Thiosulphate.
Terakhir selang dijemur
- Setelah pekerjaan selesai, lantai di
siram dengan air tawar